SELAMAT DATANG DI BLOG BELIANET SAMAHANI

Menjaga Diri dari Sifat Serakah

Oleh: Prof Yunahar Ilyas

Pagi itu beberapa orang berkerumun di Balai Desa Qudaid, pinggir kota sebelah utara Makkah. Seorang laki-laki dengan tergesa-gesa menyampaikan satu pengumuman: “Barang siapa yang berhasil membawa Muhammad hidup atau mati ke Makkah, akan mendapatkan hadiah seratus ekor unta betina muda.”

Sayembara itu diadakan oleh para pembesar Quraisy setelah mereka putus asa tidak bisa menemukan Muhammad. Mereka telah mencarinya ke mana-mana, bahkan sampai ke bukit Tsur, sebelah selatan Makkah, namun mereka tak menemukannya.

Mendengar pengumuman itu, Suraqah bin Malik al-Madlaji, bertekad memenangkan hadiah itu. Segera dia menyusun strategi. Tak lama, datang seseorang ke balai desa menyatakan bahwa belum lama berselang dia bertemu dengan tiga orang di tengah jalan. Dia yakin itulah Muhammad, Abu Bakar, dan seorang penunjuk jalan.

Dalam hati Suraqah gembira dengan petunjuk itu, tetapi untuk mengecoh yang lain dia pura-pura menolaknya. “Tidak mungkin,” kata Suraqah tegas. Mereka adalah Banu Fulan yang tadi lewat di sini mencari unta mereka yang hilang.” Tampaknya mereka lebih percaya Suraqah daripada orang yang baru datang itu.

Suraqah segera pulang. Menyiapkan seekor kuda dan menyuruh pelayannya membawa kuda itu sembunyi-sembunyi ke lembah. Suraqah segera ke lembah itu, memakai baju besi, menyandang pedang, lalu memacu kudanya. Sebagai seorang pemburu dan pelacak jejak yang berpengalaman, Suraqah segera menemukan jalur yang ditempuh Nabi Muhammad dan Abu Bakar.

Ia pun berhasil melihat jejak Rasul dan Abu Bakar. Suraqah sangat senang, terbayang seratus ekor unta akan menjadi miliknya. Setelah jaraknya cukup untuk memanah, dia ambil busurnya, tiba-tiba tangannya kaku dan tidak bisa digerakkan. Kaki kudanya terbenam ke pasir.

Dia coba menarik tali kekang kuda ke atas, mendorong kuda itu untuk mengumpulkan tenaga agar dapat mengangkat kakinya. Tapi, kudanya tak mampu berdiri. Suraqah berteriak keras: “Hai kamu berdua! Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia melepaskan kaki kudaku. Aku berjanji tidak akan mengganggu kalian.” Lalu Nabi berdoa, maka terbebaslah kaki kuda Suraqah dari pasir.

Tetapi, karena sifat tamak dan serakahnya, membayangkan seratus ekor unta betina muda, Suraqah mengingkari janjinya. Dia kembali memacu kudanya untuk menyerang Nabi. Namun, tiba-tiba peristiwa semula terjadi kembali, kaki kudanya terbenam lagi di pasir, kali ini lebih dalam.

Suraqah memohon belas kasihan Nabi. “Ambillah perbekalanku, harta, dan senjataku. Aku berjanji akan menyuruh kembali setiap orang yang berusaha melacak kalian di belakangku.”

Nabi segera menjawab permohonan Suraqah, “Kami tidak butuh perbekalan dan hartamu. Cukuplah kalau engkau suruh kembali orang-orang yang hendak melacak kami.”

Kemudian, Nabi berdoa agar kuda Suraqah terbebas dari pasir. Kali ini Suraqah menepati janjinya. Dia pergi meninggalkan Nabi SAW dan Abu Bakar. Sebelum pergi dia kembali mengulangi janjinya, “Demi Allah. Saya tidak akan mengganggu tuan-tuan lagi.”

Belajar dari pengalaman, sebagai seorang Muslim, marilah kita menjaga diri kita dari sifat tamak dan serakah. Keserakahan justru akan membuat kita celaka dan sengsara. Wallahu a’lam.

Kehilangan Berkah

Oleh Prof Yunahar Ilyas

Pesta itu baru saja usai. Kerabat dan kenalan kembali ke rumah masing-masing. Pengusaha muda yang sukses itu baru saja mengadakan acara tasyakuran peresmian dua rumah yang baru saja dibelinya. Dua rumah yang bersebelahan itu berada di sebuah kompleks perumahan mewah.

Semua ikut merasa gembira mensyukuri rezeki yang dianugerahkan Allah SWT kepada pengusaha muda itu. Semua tahu 10 tahun lalu hidupnya masih susah. Ia tinggal di rumah kontrakan, penghasilan pas-pasan, ke mana-mana naik angkutan umum. Sekarang ia punya ruko, beberapa buah mobil, dan perusahaan yang sedang maju pesat.

Sehabis shalat Zuhur, pengusaha muda itu mengantarkan bapak kandung dan ibu tirinya ke terminal bus antar provinsi. Ibu kandungnya sudah lama meninggal dunia. Setelah itu, dia meluncur kembali ke rumah. Rupanya Allah berkehendak lain. Tiba-tiba ia terkena serangan jantung dan nyawanya tidak tertolong.

Pengusaha muda yang baru berumur 42 tahun itu meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit. Segera para kerabat diberi tahu. Banyak yang tidak percaya, baru kemarin berkumpul bersama dengan penuh gelak tawa.

Pada malam ketiga setelah kematian almarhum, diada kan lah musyawarah keluarga menyangkut warisan. Sesuai dengan hukum waris Islam, pembagiannya mudah saja. Bapak dari almarhum dapat 1/6. Istri dapat 1/8 bagian dan anak-anak (satu laki-laki dan tiga perempuan) dapat sisanya dengan komposisi anak laki-laki dapat dua bagian anak perempuan.

Sang bapak akan mendapat warisan yang lumayan banyak. Sudah terbayang dalam pikiran orang tua itu bahwa uang tersebut akan digunakan untuk membangun masjid, pergi haji sekali lagi, sebagian akan dibagikannya kepada anak-anak saudara almarhum. Tapi, yang terjadi sungguh di luar dugaan. Istri almarhum keberatan memberikan bagian warisan kepada mertuanya.

Begitulah sisi buruk manusia, keserakahan segera muncul mengalahkan kepatuhannya terhadap hukum Allah. Padahal, peninggalan almarhum sangat banyak, lebih dari cukup untuk keperluan pendidikan anak-anak.

Sudah banyak kerabat mengingatkan, seperenam peninggalan almarhum tidak halal dimilikinya karena itu bukan haknya. Tapi, dia tetap kukuh pada keputusannya, hingga orang tua itu meninggal dunia tujuh tahun kemudian tanpa pernah menerima bagiannya.

Perempuan itu mencoba bertahan membesarkan anak sendirian. Dia takut menikah lagi karena khawatir dapat suami yang akan menghabisi hartanya. Tetapi, karena tidak memiliki ilmu dan pengalaman, di tangannya perusahaan suaminya lama-lama semakin menurun.

Akhirnya, dia putuskan menikah dengan harapan dapat suami yang akan mendampinginya mengelola perusahaan. Sayang dia tertipu, ternyata suami barunya penjudi. Perusahaan jatuh bangkrut dan kekayaannya habis tak bersisa. Bisnis berhenti, sementara utang menumpuk di bank. Demikianlah, harta yang haram tidak akan mendatangkan berkah, bahkan bisa membawa habis harta yang halal.

Inilah Penyebab Utama Lemahnya Umat Islam

Dari Tsauban, ia berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Hampir bangsa-bangsa memperebutkan kalian (umat Islam), layaknya memperebutkan makanan yang berada di mangkok.’ Seorang laki-laki berkata, ‘Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?’ Beliau menjawab, ‘Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat banyak, namun kalian seperti buih di genangan air. Sungguh Allah akan mencabut rasa takut (para musuh) kepada kalian, dan akan menanam kn ke dalam hati kalian al-Wahn.’ Seseorang lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, apa itu al-Wahn?’ Beliau menjawab, ‘Cinta dunia dan takut mati’.” (HR Abu Daud)

Konstruksi bangunan sosial Islam pernah mencapai puncak kejayaan dan kegemilangannya ketika keseimbangan cara hidup umat Islam berpandukan kitab suci dan tuntunan sunah Rasul- Nya. Sayangnya, tradisi sosial itu telah tergeser oleh nilai-nilai materialisme, yakni sistem sosial yang berorientasi dan didasari ukuran-ukuran materi.

Dalam kondisi demikian, sesungguhnya sistem sosial itu dianggap sakit karena telah terjadi penyimpangan perilaku sosial, menyimpang dari sistem tauhid kepada sistem materialisme. Bentuk konkret dari sistem sosial yang sakit adalah seperti yang digambarkan oleh hadis Tsauban di atas. Umat Islam adalah segerombolan orang yang terserang penyakit berbahaya, yakni cinta dunia dan takut mati.

Penyakit yang disebut dengan istilah al-Wahnini digambarkan sebagai bangsa yang tidak berdaulat secara politik, hukum, mili ter, dan ekonomi sehingga dengan mudahnya para kolonial bangsa ini menguasai aset-aset bangsa Indo nesia yang mayoritasnya umat Islam. Sebab lainnya adalah seperti yang digambarkan hadis lain Rasulullah.

“Akan datang suatu zaman di mana tidak tersisa dari Islam, kecuali tinggal namanya saja, tidak tersisa dari Alquran kecuali tinggal tulisannya saja, masjid-masjid mereka megah dan semarak, tetapi jauh dari petunjuk Allah, ulama- ulama mereka menjadi manusia- manusia paling jahat yang hidup di bawah kolong langit, dari mulut mereka ke luar fitnah dan akan kembali kepada mereka.” (HR Baihaqi)

Hadis di atas menjelaskan lebih spesifk lagi sebab dari lemahnya umat Islam sehingga Islam tinggal simbol dalam bentuk nama belaka. Pertama, Alquran hanya tinggal tulisannya karena telah kehilangan fungsinya sebagai petunjuk dan dan panduan hidup.

Kedua, masjid-masjid jauh dari petunjuk Allah karena bukan Allah yang diseru dan bukan kepentingan Allah yang diperjuangkan di dalamnya.

Ketiga, ulama-ulama sudah menjadi penjahat yang paling jahat di bawah langit dan dari mulut mereka keluar fitnah-fitnah yang membaha yakan diri mereka sen diri, karena berbicara dan berfatwa berdasarkan hawa nafsu dan kepentingan-kepentingan kerdil duniawi. Wallahu a’lam bish shawab.

Jatuh Cinta Dengan Teman Baik

Alangkah beruntungnya jika mempunyai seorang sahabat baik yang sering berada di sisi anda. Anda berdua sering bertukar cerita, saling membantu, berbagi masalah dan suka-duka kehidupan. Saling menyokong satu sama lain, seperti mana seorang sahabat sentiasa memberi sokongan kepada sahabat.

Tanpa anda sadari, anda sudah jatuh cinta dengan teman baik anda. Tidak salah untuk anda jatuh cinta kepada sahabat anda, sekiranya anda masing-masing masih  singgle. Bagaimanakah seterusnya?
Dilema: Persahabatan vs Percintaan
Kebanyakan individu yang jatuh cinta kepada sahabat baik mereka amat sukar untuk meluahkan perasaan. Ini karana mereka berpendapat tali persahabatan yang sudah terbina sekian lama amat berharga dan mereka kwuatir seandainya hasrat cinta mereka diluahkan, persahabatan itu akan terganggu. Malah jika tidak kena caranya, persabahatan terputus. Setiap perkara ada risiko, sama ada kecil atau besar. Sebelum pergi lebih jauh, selami hati anda terlebih dahulu dan putuskan apa yang anda mau dalam hidup.
Strategi
Jangan sesekali bertindak terburu-buru. Jika dia hanya kenalan biasa, mungkin lebih mudah mengungkapkan cinta. Tetapi, bagi seorang sahabat baik, lebih sukar untuk mencurahkan isi hati anda. Si dia mungkin akan terkejut, bertindak defensif lalu menjauhkan diri. Jika anda sukakan dia, awali  dengan memberi sedikit demi sedikit pertanda agar dia bisa mencerna perubahan rasa hati anda dengan lebih terbuka dan rasional. Dalam pada itu, risik reaksinya. Lihat tindak balasnya, dari situ anda boleh menilai sama ada anda mempunyai peluang ataupun tidak. Pada waktu yang sama, sentiasa ada untuknya pada saat dia memerlukan anda. Ingat, anda sahabat baiknya. Jangan  karana terlalu mengejar cinta, status dan tanggung jawab sebagai seorang sahabat diabaikan. Berdoalah kepada Tuhan agar dibukakan pintu hati si dia untuk anda.
Luahkan perasaan
Memandangkan anda merupakan sahabat baiknya, sedikit sebanyak anda tentu mengenali dan memahami dirinya. Jangan luahkan perasaan dengan cara yang dia tidak suka. Cari masa yang sesuai. Lakukan dengan penuh ikhlas dan berhikmah. Dia mungkin akan menerima atau menolak. Apapun keputusannya, terima dengan hati terbuka kerana anda sudah berterus-terang dan mendapat jawaban kepada setiap persoalan. Kalah setelah mencoba sedaya upaya lebih mulia daripada kalah sebelum pertarungan. Tidaklah anda menyesal di kemudian hari kerana tidak menyuarakan isi hati.
Cinta adalah anugerah dari Tuhan, dan merupakan fitrah seorang manusia. Seandainya si dia memang jodoh anda, bersyukurlah. Tetapi jika si dia mau kekal menjadi seorang sahabat, terimalah dengan ridha.



Masih Pantaskah Si Dia Diberikan Kesempatan Kedua

Terkadang, setelah sebuah hubungan kandas dan Anda mencoba menghabiskan waktu menjauh dari mantan pasangan, justru mereka akan memulai untuk menjadikan Anda salah satu pilihan yang baik untuk mencoba memperbaiki hubungan. Tetapi, ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum Anda memutuskan untuk memulai hubungan yang sama lagi. Pikirkan lagi, apakah mantan pasangan Anda pantas untuk diberikan kesempatan kedua.

Apakah Salah Satu dari Anda Berselingkuh?
Perpisahan bisa terjadi karena banyak alasan, tapi berselingkuh adalah awal dari rusaknya kepercayaan. Sedangkan seperti yang kita tahu, hubungan yang baik harus didasarkan kepada kepercayaan satu sama lain. Jika perselingkuhan memang alasannya, Anda harus juga melihat apakah mantan pasangan Anda menyembunyikannya atau mengaku kepada Anda?

Jika ia berusaha menyembunyikannya, bisa berarti membuatnya berpikir dapat lolos dari hal itu. Hidup bersama kembali dengan orang seperti ini hanya akan memperburuk keadaan dan membuatnya berpikir Anda menerima kecurangannya itu. Banyak yang bilang, 'sekali penipu, tetap saja penipu' hal ini benar adanya, namun jangan lupa kalau semua orang bisa berubah.

Anda bisa saja luluh dengan keberaniannya mengakui kesalahan. Namun Anda tetap perlu memastikan, apa latar belakang yang membuat dia akhirnya mengaku telah berselingkuh? Dan yang Anda harus ingat, sulit untuk memperbaharui kepercayaan sekali ikatan itu telah dirusak.

Apakah Dia selalu ada di pikiran Anda?
Jika Anda merasa hubungan dulu masih memiliki persoalan yang belum diselesaikan, kemungkinan besar akan terus membangun pikiran tentang dirinya sebagai sosok yang ideal. Sederhana saja, itu dikarenakan Anda tidak siap dengan perpisahan tersebut atau masih berpikiran perpisahan ini tidak memiliki alasan yang benar-benar kuat.

Apa Anda masih berpikiran menganai momen-momen spesial yang pernah dimiliki bersamanya atau seberapa besar cinta Anda padanya dulu? Jika begitu, Anda harus berpikir ulang mengenai keinginan untuk bersama dirinya apakah benar-benar cinta atau hanya sekedar obsesi?

Bagaimana Kehidupan Anda Tanpa Dirinya?
Sebelum kembali menjalin hubungan dengannya, lebih baik Anda dan mantan meluangkan waktu untuk diri masing-masing, bagaimana kehidupan tanpanya? Apakah Anda merindukannya karena teringat saat-saat ketika berpacaran, atau benar-benar merindukan dirinya apa adanya? Pastikan Anda tidak diperbudak emosi, jadilah rasional.

Bayangkan juga ketika Anda tidak akan menghabiskan hari-hari bersamanya lagi, apakah hidup akan lebih baik atau buruk? Apakah itu akan menyembuhkan luka hati Anda? Jika Anda merasa akan baik-baik saja tanpa dia, mungkin ini waktunya untuk meninggalkan masa lalu terkubur dalam-dalam.


mau liat liat harga hp untuk kawasan Banda Aceh ?? mp3 atau gadget lainnya ?? klik disini

6 Kalimat Ampuh Peredam Emosi untuk Pasangan



Dalam pernikahan atau saat menjalin hubungan, pertengkaran bak bumbu. Namun Anda bisa mengendalikan emosi agar kondisi ini tak memanas. Saat bertengkar pilihlah kalimat bijak. Kata-kata bisa menjadi setajam pisau dalam menyakiti hati pasangan. Berikut beberapa trik dalam mengucapkan kalima penyejuk saat Anda dan pasangan dilanda pertikaian, disarikan dari buku The Happiness Project, yang ditulis Gretchen Rubin.

1. "Tolong pahami pendapatku."
Semakin terjadi perbedaan pendapat, semakin sempit cara Anda berdua dalam berpikir. Cobalah untuk berempati. Lontarkan kalimat ini sebelum memulai percakapan, demi memastikan Anda dan dia tetap memedulikan pasangan masing-masing.

2. "Ini penting buat aku. Tolong dengarkan."
Ketika bertengkar masing-masing kerap mengabaikan pendapat pasangannya. Ucapkan kalimat ini, untuk meminta perhatiannya, lalu tunggulah hingga beberapa detik sebelum menyampaikan poin-poin paling penting pada pasangan.

3. "Aku juga salah."
Memang paling mudah menyalahkan pasangan sebagai pihak yang menciptakan masalah tersebut. Namun tak seorang pun senang bila disudutkan. Untuk itu, cobalah mengakui andil Anda dalam terjadinya suatu masalah, tak peduli betapa pun kecilnya.

4. "Ini bukan hanya masalah kamu, tetapi masalah kita berdua."
Pernyataan ini bisa mengubah dinamika pertengkaran - yang awalnya hanya masalah Anda atau masalah dia- menjadi bagaimana Anda dan dia berusaha mengatasi masalah tersebut.

5. "Ya sudah, kita berpikir dululah."
Terkadang hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah berhenti berbicara. Beri waktu bagi Anda berdua untuk berpisah, menenangkan diri dan saling berpikir. Bila mungkin, tunda satu atau dua hari untuk bertemu lagi. Dengan demikian Anda memberi kesempatan kepada amarah untuk mereda lebih dulu.6. "Aku sayang sama kamu."
Tak ada sesuatu pun yang sanggup meluluhkan hati seseorang yang tengah emosi, kecuali menyampaikan perasaan Anda yang paling dalam kepadanya. Anda akan segera menyadari, bahwa dirinya sangat berarti untuk Anda, dan Anda tak ingin kehilangan dia hanya karena memuaskan rasa kesal yang tak ada habisnya.

mau liat liat harga hp untuk kawasan Banda Aceh ?? mp3,headset ?? klik disini

Atasi Rasa Bosan Saat Berhubungan

Rasa bosan seringkali melanda saat umur hubungan cinta sudah cukup lama. Namun rasa bosan itu bukan menjadi alasan tepat untuk memutuskan hubungan begitu saja dengan si dia, apalagi berselingkuh. Lebih baik atasi rasa bossan itu.

Ada beberapa cara untuk mengatasi rasa bosan dalam hubungan cinta, ini beberapa di antaranya.

1. Mencari kegiatan lain

Ubah kegiatan yang biasa Anda lakukan bersama pasangan. Jika Anda biasanya hanya menghabiskan waktu dengan menonton bioskop, jalan ke pusat perbelanjaan dan makan malam, coba cari kegiatan lain. Bermain ke taman hiburan, berolahraga bersama atau sekedar menyelesaikan mainan puzzle yang rumit bersama mungkin akan mengembalikan perasaan dan ketertarikan Anda terhadap pasangan juga hubungan.

2. Merencanakan kencan istimewa

Rasa bosan juga bisa datang karena Anda dan pasangan terlalu sibuk dengan urusan masing-masing. Sehingga rasa ketertarikan seperti yang terjadi di awal hubungan semakin lama semakin hilang. Coba pilih tanggal istimewa (misalnya tanggal memulai hubungan), lalu rencanakan kegiatan bersama pasangan. Misalnya merancang makan malam romantis, namun hidangannya dibuat oleh Anda dan pasangan. Kemesraan pasti akan kembali terjalin.

3. Kejutan

Siapapun menyukai kejutan. Coba kejutkan pasangan Anda dengan kartu berisi kata-kata manis, pesan singkat romantis atau hadiah kecil yang istimewa. Kejutan itu akan memanaskan kembali api asmara Anda yang mulai padam.

4. Memiliki kegiatan dengan sahabat
Mungkin saja Anda dan pasangan terlalu sering menghabiskan waktu bersama, sehingga rasa bosan timbul. Ada baiknya Anda dan pasangan kembali melakukan kegiatan dan hobi masing-masing bersama sahabat. Saat Anda berbeda kegiatan, rasa rindu akan timbul. Saat bertemu kembali, rasa bosa tak lagi terasa.

Intinya, carilah aneka kegiatan lain untuk menghidupkan kembali perasaan cinta Anda. Jangan sampai rasa bosan itu justru menuntun Anda ke jalan yang salah. Jika segala usaha sudah Anda lakukan, namun rasa bosan itu tetap muncul, ada baiknya Anda dan pasangan duduk bersama untuk melakukan introspeksi terhadap hubungan.

Apakah Anda Sudah Siap Menikah?

Pernikahan tanpa persiapan mental yang matang amat rawan terhadap perpisahan. Sebelum melangkah lebih jauh, lebih baik pastikan dulu, apakah Anda dan pasangan sudah siap mengarungi biduk rumah tangga. Psikoterapis Tina B. Tessina dalam buku “The Unofficial Guide to Dating Again” menuliskan beberapa hal yang harus Anda cermati sebelum menikah. Ini dia!

1. Definisikan komitmen
Anda dan pasangan harus menyadari, pernikahan bukanlah ikatan komitmen selama satu-dua bulan saja. Pernikahan adalah perjanjian antara Anda, pasangan dan Tuhan seumur hidup. Pastikan Anda dan pasangan memiliki komimen yang sama mengenai pernikahan. Jika tidak akan menjadi masalah dalam pernikahan Anda.

2. Tanggung jawab dalam pekerjaan rumah
Anda masih sangat tergantung pada orangtua atau pembantu rumah tangga dalam mengurus diri? Kurangi kebiasaan ini jika Anda ingin menikah. Saat menikah bukan hanya Anda harus bertanggung jawab pada diri sendiri, tapi juga pasangan. Walau terkesan kecil, namun saat berumah tangga, hal sepele seperti cucian piring bisa menjadi bibit pertengkaran.

3. Mengendalikan emosi
Pengendalian emosi merupakan hal utama saat mempersiapkan pernikahan. Jangan sampai emosi Anda yang mudah tersulut membuat pernikahan berantakan. Emosi yang tak terkendali sering kali membuat seseorang mudah mengatakan “pisah” atau “cerai”. Jika hal itu terjadi, hanya penyesalan yang akan dirasakan.

4. Pengelolaan keuangan
Keuangan akan menjadi sumber pertengkaran saat menikah nanti. Tak ada salahnya untuk berdiskusi dengan calon Anda mengenai hal ini. Buatlah kesepakatan bagaimana cara kalian mengelola pendapatan nantinya. Dengan hal ini kemungkinan Anda dan pasangan bersitegang karena uang menjadi kecil.

5. Menjalin hubungan dengan keluarga besar

Saat menikah Anda tidak hanya harus siap berhubungan dengan pasangan saja, namun juga seluruh keluarga besar. Jika saat berpacaran Anda merasa tak cocok dengan keluarganya, hal itu akan menjadi masalah saat menikah nanti. Pastikan juga hubungan Anda dan keluarga besar pasangan lancar dan akur sebelum memutuskan menikah.

6. Menemukan 'bahasa cinta' yang berbeda
Romantisme masa pacaran dengan menikah akan berbeda. Saat menikah, keintiman mungkin tak lagi menjadi santapan sehari-hari. Oleh karena itu, Anda dan pasangan harus lebih saling mengenal lebih jauh sehingga tak ada prasangka buruk yang timbul saat berumah tangga nanti.

Jadi, apakah Anda sudah siap menikah?

Detik-Detik Perpisahan

Rasulullah Saw berbaring di atas tempat tidur. Semuanya tahu saat itu adalah detik-detik perpisahan. Kesedihan telah menyelimuti kota Madinah dan rumah Rasulullah Saw. Semuanya dalam keheningan dan kepanikan. Wajah-wajah telah melupakan tawa. Begitu Rasulullah Saw melihat malaikat maut datang mendatanginya, beliau berkata, "Bawalah ke sini anak-anakku!"

Hasan dan Husein mendatangi Rasulullah Saw. Rasulullah Saw memeluk keduanya dan berkali-kali menciumi mereka sampai akhirnya beliau pingsan. Imam Ali as datang mendekat untuk menjauhkan Hasan dan Husein dari Rasulullah Saw.  Pada saat itu Rasulullah Saw membuka matanya seraya berkata, "Wahai Ali! Biarkan aku puas melihat mereka, karena detik-detik perpisahan sudah dekat."

Kemudian Rasulullah menangis tersedu-sedu seraya melanjutkan ucapannya, "Sepeninggalku akan terjadi pelbagai peristiwa pahit dan menyedihkan yang akan menimpa dua orang ini. Bahkan memikirkannya saja cukup menyedihkan.

Kemudian Rasulullah menghadap kepada orang-orang yang hadir di rumah beliau seraya berkata, "Aku akan pergi dari kalian. Namun aku tinggalkan dua sesuatu; yaitu Kitab Allah, sunnah dan keluargaku. Barang siapa yang tidak menghormati Kitab Allah, dia telah menghancurkan sunnahku dan barang siapa yang menghancurkan sunnahku, sesungguhnya ia telah menghancurkan keluargaku.

Wahai orang-orang! Ketahuilah keduanya ini tidak akan berpisah sampai Hari Kiamat dan akan datang kepadaku di sisi telaga Kautsar!"

Sumber: "Sad Pand va Hekayat" Husein (IRIB Indonesia/Saleh Lapadi)

Apa Yang Pertama Kali Diupayakan Sayidah Fatimah sa Sepeninggal Rasulullah?

Hujjatul Islam Ahmad Gholamali menyatakan, upaya pertama Sayidah Fatimah sa setelah wafatnya Rasulullah adalah menunjukkan kepada masyarakat tentang betapa tingginya ucapan Rasulullah Saw dan bahwa hadis Nabi dan firman Allah Swt harus menjadi pedoman gerakan umat Islam dan hal ini dijelaskan dalam hadis;
«انی تارک فیلکم الثقلین کتاب الله و عترتی»
Dalam wawancaraya dengan Fars News (27/4), Hujjatul Islam Gholamali mengatakan, "Pendeknya jarak antara kesyahidan Sayidah Fatimah sa dan wafatnya Rasulullah Saw, merupakan teladan bagi kita sekaligus pelajaran berharga karena beliau dalam waktu yang sangat singkat mampu memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya dalam menghadapi segala bentuk ancaman.
Penjelasan Posisi Hadis Rasulullah Saw
Dosen universitas ini lebih lanjut menjelaskan, "Penjelasan posisi hadis Rasulullah Saw, merupakan langkah awal yang diambil oleh Sayidah Fatimah sa pasca wafatnya Rasulullah Saw. Karena sepeninggal Rasulullah muncul upaya untuk mengesankan bahwa ucapan Nabi Muhammad Saw adalah pernyataan biasa sedemikian rupa sehingga muncul kesan bahwa Rasulullah adalah pemimpin negara sementara hadis-hadis dan perintah beliau adalah dalam rangka kemaslahatan negara di masa itu, dan oleh karena itu, sepeninggal beliau, keputusan yang diambil dapat disesuaikan dengan kemaslahatan masa itu."
Ditegaskan Gholamali, Sayidah Fatimah sa menunjukkan bahwa hadis dan ucapan Rasulullah Saw memiliki posisi sangat tinggi melebihi ucapan seorang manusia biasa. Oleh karena itu ketika seseorang datang menghadap Sayidah Fatimah sa dan meminta hadiah, beliau memerintahkan pembantunya dan berkata; "Ambilkan aku tulisan itu." Pembantu itu berkata bahwa dia tidak dapat menemukan tulisan itu. Kemudian Sayidah Fatimah sa dengan nada sedikit marah berkata; "Wahai Hatif, ambilkan tulisan itu, karena sesungguhnya tulisan itu sangat berharga untukku sama seperti Hasan dan Husein."
Gholamali menandaskan bahwa ketika kita memperhatikan dengan seksama  sikap Sayidah Fatimah sa menyangkut surat tersebut, akan kita pahami bahwa isi surat tersebut pasti sangat penting seperti masalah kepemimpinan Imam Ali as atau masalah-masalah penting lainnya.
Hatif membawakan surat yang diminta Sayidah Fatimah sa. Surat itu mengandung kata-kata dan kalimat sederhana dari ucapan Rasulullah Saw, yang bahkan Sayidah Fatimah sa dapat langsung mengungkapkannyantanpa harus merujuk pada surat itu. Akan tetapi beliau tetap merujuk pada surat yang ditulis oleh Rasulullah Saw untuk membuktikan bahwa hadis dan ucapan Rasulullah sangat penting bagi Sayidah Fatimah sa.
Ditegaskannya bahwa upaya pertama Sayidah Fatimah sa setelah wafatnya Rasulullah adalah menunjukkan kepada masyarakat tentang betapa tingginya ucapan Rasulullah Saw dan bahwa hadis Nabi dan firman Allah Swt harus menjadi pedoman gerakan umat Islam dan hal ini dijelaskan dalam hadis;
«انی تارک فیلکم الثقلین کتاب الله و عترتی»
"Aku tinggalkan kepada kalian dua pusaka, kitab Allah (al-Quran) dan keluargaku (Ahlul Bait)."

Tafsir Al-Quran, Surat Ali Imran Ayat 18-22

Artinya:
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (3: 18)

Ayat ini ditujukan kepada Nabi dan Muslimin  yang  menyebutkan  bahwa kekufuran orang-orang kafir dan syiriknya orang-orang Musyrik tidak sepatutnya membuat bingung Muslimin. Karena para cendikiawan yang sejati memiliki akal dan logika menyaksikan  Keesaan Tuhan. Di samping itu, tatanan alam yang berpijak di atas keadilan dan jauh dari segala bentuk berlebihan dalam penciptaan sendiri merupakan saksi yang paling kokoh atas Keesaan Tuhan.

Allah Swt menciptakan serangkaian mahkluk ini, dari langit, bumi, gunung dan lautan serta tumbuhan dan binatang yang dikelola di bawah sistem yang satu. Semuanya menyaksikan  Keesaan-Nya dan para malaikat yang merupakan  petugas-Nya dalam mengatur alam, juga menyaksikan Keesaan Tuhan.

Dari ayat tadi terdapat  dua  poin pelajaran yang dapat dipetik:‎
1. Argumen yang terbaik atas  Keesaan sang pencipta, adalah keteraturan alam semesta dan korelasi yang selaras antara berbagai makhluk.
2. Ilmu akan bernilai ketika manyampaikan manusia kepada Tuhan. Demikian pula iman akan bernilai jika berpijak pada ilmu dan makrifah.

Ayat ke 19-20

Artinya:
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. (3:19)

Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (3: 20)

Di zaman Nabi Musa atau Nabi Isa as atau para nabi lainnya, kewajiban masyarakat adalah mengimani mereka dan kita-kitab yang diturunkan kepadanya. Namun dengan diturunkannya al-Quran, Ahlul Kitab dan lain-lainnya haruslah mengimani Nabi itu dan mengikuti serta menjalankan agama yang dibawanya. Akan tetapi, kefanatikan agama atau etnis telah menyebabkan sebagian besar dari mereka tidak bersedia menerima Islam.  Padahal mereka mengetahui kebenaran agama suci ini. Ayat ini menegaskan kepada Ahlul Kitab, jika kalian pasrah kepada Tuhan, maka kalian harus memeluk Islam. Karena Tuhan yang mengutus Musa dan Isa, kini telah mengutus  nabi bernama Muhammad dan telah memerintahkan kalian untuk mengikutinya. Jika kalian mengingkarinya, maka tunggulah hukuman Tuhan di dunia dan akhirat, dimana Tuhan lebih cepat dari yang diperkirakan oleh hamba-hamba-Nya dalam menghitung amalan mereka.

Kepada Rasulullah dikatakan bahwa  dalam rangka mengislamkan orang kafir dan musyrik,  beliau tidak boleh memaksakan diri. Jangan pula beliau berdebat dan berparang dengan mereka. Karena tugas atau misi Nabi hanya menyampaikan kebenaran,  sehingga masyarakat mengenali kebenaran itu.  Oleh karenanya,  siapa saja yang mau menerima, ia akan diberikan petunjuk (hidayah).  Namun  bagi  orang yang mengetahui kebenaran,  tapi ia tidak mau menerimanya dengan alasan apapun, maka tidak ada gunanya berdialog dan berdebat dengannya.  Pasrahkan urusannya kepada Tuhan yang mengawasi secara sempurna hamba-hamba-Nya.

Dari  dua  ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:‎
1. Kebanyakan pertikaian dan perselisihan adalah dengki dan fanatisme, bukannya ketidaktahuan tentang kebenaran dan hakikat.
2. Satu-satunya agama yang diterima oleh Tuhan yang Maha  Esa adalah agama Islam. Kini, jika para pengikut agama samawi lainnya tunduk kepada Tuhan, maka mereka harus berpindah ke agama Islam.
3. Tugas kita terhadap orang-orang non-muslim khususnya mereka yang keras kepala, tidak lebih dari menyampaikan dan berargumentasi,  bukannya perdebatan dan perang.
4. Masyarakat bebas memilih agama, dan mereka tidak boleh dipaksa menerima idealogi agama tertentu. Siapa yang memilih suatu jalan, maka ia sendiri nanti yang akan menanggung resiko baik buruknya.

Ayat ke 21-22

Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memamg tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih. (3: 21)

Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong. (3: 22)

Melanjuti ayat-ayat sebelumnya yang menyinggung soal penyebab syirik dan kekufuran yaitu kedengkian dan keras kepala, ayat ini menjelaskan kesan buruk kufur dan syirik.

Pada dasarnya,  perbuatan manusia mengikuti ideologi dan pemikirannya. Orang yang secara akidah tidak bersedia menerima kebenaran, maka bukan hanya dia sendiri tidak menyesuaikan dirinya dengan kebenaran. Karena  ia akan memerangi orang-orang yang hendak menegakkan kebenaran dan keadilan di tengah-tengah masyarakat.  Lebih dari itu, ia bahkan sanggup menumpahkan darah masyarakat yang tak berdosa dan senang dengan perbuatannya.

Di sini,  jelas sekali bahwa permusuhan terhadap kebenaran dalam bentuk pemikiran dan tindakan akan  membuat setiap orang kafir yang  melakukan kebaikan  tidak bernilai. Mirip seperti seorang pembantu yang mengabdi kepada tuannya di sepanjang usia, namun pada akhirnya ia membunuh anak tuannya itu tanpa alasan apapun. Sudah pastti keburukan perbuatan yang dilakukan pelayan tadi menutupi semua kebaikan yang diberikannya kepada tuannya.

Dari  dua  ayat tadi terdapat  tiga  poin pelajaran yang dapat dipetik:‎
1. Kekufuran dan menutupi kebenaran adakalanya menyeret manusia kepada membunuh nabi. Kita harus senantiasa waspada, jangan sampai kita terlumuri oleh keyakinan keyakinan yang menyeleweng.  Karena perbuatan yang berbahaya berakar dari pemikiran yang batil.
2. Mengajak kepada kebenaran dan bangkit untuk menegakkan keadilan  merupakan  perkara yang begitu penting, meskipun harus dibayar dengan terbunuh atau syahid. Sebagaimana halnya Imam Husein as telah mengorbankan nyawanya dan anak-anaknya di jalan ini. 
3.  Sebagian dosa bagaikan petir membakar kebun penuh pohon kebaikan manusia dalam satu detik dan tidak tertinggal kecuali jeritan penyesalan.

Pengikut